Regression without trance.

Melakukan TFT pada akar masalah di Ego States tanpa melalui kondisi trance untuk menyelesaikan gangguan.

Regression without trance: melakukan TFT pada akar masalah di Ego States tanpa melalui kondisi trance untuk menyelesaikan gangguan.

Regression adalah proses menelusuri lini masa / alur waktu untuk mundur ke sebuah masa dalam kehidupan seseorang, dimulai dari kehidupannya saat sekarang ini terus mundur ke masa kecilnya hingga ketika masih dalam kandungan sebagai janin. Proses Regression digunakan untuk menelusuri kehidupan seseorang untuk menemukan akar masalah (root cause) dari gangguan yang dialaminya saat ini.

Ego States adalah sebuah 'bagian diri' atau personalitas yang tercipta karena sebuah keadaan yang dialami seseorang dalam satu masa di kehidupannya. Bagian diri ini menyimpan pemaknaan yang diberikan oleh seseorang itu ketika dia mengalami kejadian tersebut, bagian diri ini melekat pada ingatan / memori yang merupakan gambaran dari kejadian yang dialaminya.

Trance adalah sebuah kondisi pikiran yang sangat relaks pada seseorang sebagai hasil dari proses induksi yang dilakukan oleh seorang hipnoterapis pada orang tersebut. Meski pun trance adalah kondisi yang sangat kondusif untuk membantu menemukan akar masalah dari sebuah gangguan, tidak semua orang bersedia untuk menjalaninya atau sekali pun bersedia belum tentu bisa mencapai kondisi trance ini secara optimal, karena berbagai kendala psikologis. Hal ini akan menghambat proses pencarian akar masalahnya.

Bisakah proses Regression dilakukan tanpa membawa seseorang ke dalam kondisi Trance? Menurut pandangan Gordon Emmerson Ph.D, Regression dapat dilakukan tanpa harus membawa seseorang ke dalam kondisi trance. Dalam pengembangan teknik Ego State Therapy, Emmerson menekankan bahwa seseorang dapat mengakses pengalaman masa lalu dan keadaan emosional yang terkait sambil tetap berada dalam keadaan sadar penuh dan tanpa perlu menjalani proses induksi untuk mencapai kedalaman trance yang dibutuhkan dalam teknik hipnosis.

Diyakini bahwa Regression bisa terjadi ketika seseorang fokus pada emosi atau sensasi fisik yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu. Dengan cara ini, seseorang dapat mengakses ‘bagian diri’ (ego state) yang menyimpan memori atau trauma tersebut, yang sering kali muncul dalam bentuk reaksi emosional di masa kini. Ini memungkinkan klien untuk melakukan proses Regression dan mundur ke keadaan emosional atau peristiwa di masa lalu yang menjadi akar masalah dari gangguannya saat ini tanpa harus ditempatkan dalam kondisi trance yang dalam, seperti yang umum dilakukan dalam terapi Regression tradisional, misalnya hypnotherapy.

Berikut adalah beberapa sumber literatur yang relevan:

  1. "Resource Therapy: The Complete Guide with Case Examples and Transcripts" oleh Gordon Emmerson. Buku ini memaparkan contoh-contoh kasus yang menunjukkan bagaimana Regression dapat dilakukan tanpa trance.

  2. "Ego States: Theory and Therapy" oleh Helen H. Watkins dan John G. Watkins. Membahas konsep Ego State Therapy, yang merupakan cikal bakal dari pemahaman Gordon Emmerson mengenai Regression tanpa trance. Ini memberikan dasar yang baik tentang bagaimana bekerja dengan bagian-bagian kepribadian tanpa melalui trance.

  3. Artikel di Mind Atlas juga menyoroti bahwa Regression dapat dilakukan tanpa trance, dengan fokus pada trauma-informed practice yang membantu klien mengakses bagian dari diri yang bermasalah sambil tetap sadar sepenuhnya.

  4. EMDR dan Ego State Therapy oleh Maggie Phillips dan Claire Frederick. Menjelaskan dimungkinkannya melakukan Regression tanpa trance.

Selain itu, teknik Internal Family Systems (IFS) yang diciptakan oleh Richard Schwartz pada akhir tahun 1980 an, juga meyakini bahwa seseorang dapat mengakses bagian dari diri mereka yang terkait dengan trauma atau konflik emosional dan tetap sadar sepenuhnya.

Teknik IFS meyakini ada beberapa bagian diri yang bertanggung jawab untuk masing-masing tugas dalam hidup seseorang, misalnya bagian diri “Manajerial” yang mencoba untuk menjaga keadaan stabil dan terkendali, bagian yang “Terluka” yang mengandung rasa sakit dan trauma, bagian diri “Pelindung” yang menjaga bagian yang terluka agar tidak merasa terluka lagi dan bagian diri “Pemimpin” yang merupakan pusat kesadaran dan kompas internal yang memiliki kualitas seperti rasa percaya diri, ketenangan, kebijaksanaan, dan keempatian.

IFS membantu seseorang untuk mengakses bagian diri "Pemimpin" ini, untuk memfasilitasi penyembuhan pada seseorang dalam keadaan sadar sepenuhnya. Seseorang akan melakukan interaksi dan integrasi dari berbagai bagian dari diri mereka sendiri, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan memahami peran mereka secara sadar untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya saat ini tanpa melalui trance.

IFS telah diakui oleh National Registry of Evidence-based Programs and Practices (NREPP) sebagai pendekatan yang efektif, terutama dalam menangani trauma, gangguan makan, dan masalah psikologis lainnya. Ini memberikan dasar yang kuat untuk menerima dan meyakini bahwa proses Regression dan berinteraksi dengan Ego States dapat dilakukan tanpa melalui trance. Berikut beberapa sumber literatur yang relevan:

  1. Journal of Marital and Family Therapy.

  2. Journal of Trauma & Dissociation.

  3. Psychotherapy Networker.

  4. Journal of Consulting and Clinical Psychology.

  5. Frontiers in Psychology.

Dengan mengacu pada penjelasan di atas bahwa Regression dapat dilakukan tanpa trance dan mengacu pada berbagai penelitian yang menekankan pada pentingnya untuk menyelesaikan pada akar masalah, yang dalam konteks Thought Field Therapy (TFT) disebut sebagai Perturbation atau gangguan data / informasi, maka sangat masuk akal untuk melakukan proses Regression pada seseorang guna memunculkan Ego States yang terganggu (tanpa melalui trance) pada suatu lini masa / alur waktu dalam kehidupan seseorang tersebut yang merupakan akar masalah dan melakukan TFT pada Ego States tersebut untuk melepaskan Perturbation nya dan menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini.

Thought Field Therapy (TFT) adalah sebuah teknik yang dikembangkan oleh Dr. Roger Callahan Ph.D seorang psikolog klinis di akhir tahun 1970 an. Merupakan kombinasi dari terapi berdasarkan titik meridian tubuh (yang sudah ada sejak lebih dari 5.000 tahun lalu dan dipraktekkan oleh praktisi Traditional Chinese Medicine / TCM) dan ilmu psikologi dunia barat. Klik disini untuk informasi TFT.

Melalui eksplorasi dan penelitian yang dilakukan Dr. Callahan selama lebih dari 25 tahun pada ribuan pasiennya, lahirlah sebuah teknik ketukan / tapping yang pertama di dunia dan kemudian dengan cepat merambah ke lebih dari 100 negara dengan lebih dari 350.000 praktisi di seluruh dunia. Hingga saat ini TFT telah berumur lebih dari 40 tahun dan memiliki banyak sekali jurnal dan penelitian ilmiah yang mendukung keampuhan dan efektifitasnya. Klik disini untuk informasi penelitian.

Prinsip dasar Thought Field Therapy adalah bahwa masalah emosional kita, termasuk stres dan kecemasan, disebabkan oleh gangguan data / informasi yang disebut sebagai Perturbation dalam medan pikiran kita. TFT menggunakan 'tapping' pada titik-titik meridian tertentu di tubuh untuk mengembalikan keseimbangan energi ini. Setiap titik meridian berkorelasi dengan emosi tertentu, dan dengan mengetuk titik yang tepat, kita bisa secara efektif mengatur ulang energi yang terganggu dan melepaskan Perturbation yang kemudian menciptakan perasaan tenang. Ini mirip dengan akupunktur hanya saja dilakukan tanpa jarum.

Saya melakukan eksplorasi lebih jauh lagi dengan melakukan proses Regression pada level kesadaran (consciousness) dengan menggunakan protokol yang saya rancang. Protokol ini membantu saya untuk mengakses kesadaran di alam semesta untuk melakukan Regression atau perjalanan mundur di lini masa / alur waktu seseorang untuk menemukan akar masalahnya dan melakukan terapi yang diperlukan untuk melepaskan Perturbation dan menyelesaikan masalahnya. Saya akan bahas hal ini pada artikel yang lain.